Bukan Membentuk Kelompok Walisongo Tapi Silaturrahim Keturunan Sebagian Besar Walisongo
Berawal dari kasuk-kasuk yang beredar di Probolinggo bahwa kiai-kiai keturunan Walisongo mau berkumpul di Pesantren Zainul Hasan Genggong, maka setelah acara itu berlangsung dan diliput oleh beberapa media masa, maka tertulislah judul berita yang dimuat SURYA 29/10/2007 "Para Kiai Bentuk Kelompok Walisongo".
Dan mengingat saat itu memang sedang musim "berpolitik ria" maka sebagain orang mengira pertemuan ini merupakan langkah kiai-kiai itu menuju kancah politik, berita itupun dimuat dalam kolom politik. Dua hal ini adalah suatu kesalahpahaman yang dimuat dalam berita itu, maka kami bermaksud untuk meluruskan dan menyempurnakan penjelasan tentang pertemuan itu.
Pertemuan kiai-kiai di Pesantren Genggong, Kraksaan, Probolinggo, 28/10/2007 itu sebenarnya adalah pertemuan keluarga, tidak ada hubungannya dengan politik atau mau menyikapi apapun. Kiai-kiai yang berkumpul itu adalah keturunan Sayyid Abdul Malik Azmatkhan Al-Husaini, mereka berkumpul untuk membentuk ikatan keluarga keturunan Abdul Malik Azmatkhan, dimana leluhur keluarga Azmatkhan yang di Indonesia adalah sebagian besar anggota Walisongo.
Lebih jelasnya, Azmatkhan adalah sebuah gelar yang diberikan kepada Sayyid Abdul Malik oleh Raja Naserabad, India. Sayyid Abdul Malik hijrah dari Hadhramaut, Yaman, ke India untuk berdakwah, setelah beliau berhasil berdakwah dan menikah dengan putri bangsawan Naserabad yang menggunakan marga Khan, maka keluarga Kerajaan bermaksud memberi beliau gelar Khan juga agar beliau lebih akrab dengan rakyat pribumi, hal ini sama dengan Sayyid Ahmad Rahmatullah ketika mendapat gelar "Raden Rahmat" setelah menikah dengan putri bangsawan Majapahit.
Namun, mengingat Sayyid Abdul Malik berasal dari keluarga "Syarif" keturunan Al-Husain putra Fathimah binti Rasulillah SAW, maka merekapun menambah kalimat "Azmat" sebelum "khan".
Dalam bahasa Urdu India, "Azmat" sama dengan "Syarif", yaitu mulia. Maka terbentuklah sebuah kalimat "Azmatkhan" yang kemudian dianugrahkan kepada Sayyid Abdul Malik sebagai gelar kehormatan, dan gelar itupun kemudian dikenal sebagai nama marga oleh dunia persilsilahan bangsa "Syarif".
Sejarah mencatat nama Sayyid Abdul Malik Azmatkhan dalam jajaran penyebar Islam di India. Beliau memiliki banyak putra, dan putra sulungnya bernama Abdullah. Abdullah Azmatkhan pernah menjadi menteri dan menjadi delegasi Kerajaan Naserabad ke negeri-negeri timur, beliau sempat bersaing dengan Marcopolo di daratan Cina.
Abdullah Azmatkhan memeliki seorang putra bernama Ahmad Jalaluddin, dan beliau inilah yang menurunkan keluarga Azmatkhan Indonesia melalui dua orang putra beliau, Husain Jamaluddin dan Sulaiman Al-Baghdadi.
Husain Jamaluddin menurunkan sebagian besar anggota Walisongo, termasuk Sultan-sultan Cirebon dan Banten, sedangkan Sulaiman Al-Baghdadi menjdai Sultan di Tailand dan kemudian tiga orang putra dan seorang putri beliau hijrah ke Cirebon.
Keterangan ini merefisi tulisan SURYA 29/10/2007, dimana disitu tertulis bahwa Sultan Sulaiman menurunkan Sultan-sultan Cirebon. Untuk lebih jelasnya perhatikan silsilah tokoh-tokoh era Walisongo berikut ini:
1)Ahmad Rahmatullah (Sunan Ampel) bin Ibrahim bin Husain Jamaluddin.
2)Ibrahim (Sunan Bonang) dan Qasim Syarifuddin (Sunan Drajat) adalah putra Sunan Ampel.
3)Muhammad Ainul Yaqin (Sunan Giri) bin Ishaq bin Ibrahim bin Husain Jamaluddin.
4)Ja'far Shadiq (Sunan Kudus) bin Utsman Haji (Sunan Ngudung) bin Ali Al-Murtadha (Raden Sntri) bin Ibrahim bin Husain Jamaluddin.
5)Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) bin Abdullah bin Ali bin Husain Jamaluddin
6)Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik) bin Barakat bin Husain Jamaluddin.
7)Fatahillah (Pangeran Jayakarta) bin Ibrahim bin Abdul Ghafur bin Barakat bin Husain Jamaluddin.
8)Abdul Kafi (Datuk Kahfi Cirebon) bin Sulaiman Al-Baghdadi.
9)Abdurrahman (Pangeran Panjunan Cirebon) bin Sulaiman Al-Baghdadi.
10)Abdurrahim (Pangeran Kejaksan Cirebon) bin Sulaiman Al-Baghdadi.
Nah, Kiai-kiai yang berkumpul di Genggong 28/10/2007 itu adalah keturunan dari beberapa tokoh diatas, mereka datang dari berbagai jalur dan berbagai daerah di Indonesia untuk membentuk ikatan keluarga keturunan Abdul Malik Azmatkhan yang diberi nama "Ikatan Keluarga Azmatkhan Al-Husaini Indonesia" dan disingkat IKAZHI, atau dengan bahasa Arab mereka menyebut "Robithoh Aal Azmatkhan Al-Husaini Indonesia".
Tujuan pembentukan ikatan keluarga ini kurang lebih sama dengan ikatan keluarga yang lain, yaitu untuk menjalin silaturrahim antar sesama keturunan kakek buyut. Hanya saja, mengingat kakek buyut mereka adalah tokoh-tokoh besar di era Walisongo, maka IKAZHI memanfaatkan sejarah leluhur untuk merangsang semangat dakwah anggotanya.
Apalagi, kebetulan, kebanyakan Kiai-kiai besar dan tokoh masyarakat Indonesia berasal dari keluarga Azmatkhan keturunan tokoh-tokoh era Walisongo itu. Selain itu, IKAZHI bermaksud menanamkan keteguhan kepada anggotanya, khususnya generasi penerus Kiai-kiai, untuk mengikuti jejak dan cara dakwa leluhur mereka, yaitu bil-hikmah (bijak) dan mau'izhah hasanah (penyampaian yang baik).
Hal ini adalah dasar dari apa yang disampaikan oleh KHM. Hasan Mutawakkil Alallah (SURYA 29/10/2007) bahwa IKAZHI diharapkan mampu membuat rumusan-rumusan kesatuan presepsi untuk meminimalisir gerakan radikalisme dalam Islam dan pengaruh negatif dari luar negeri.
Dengan demikian, maka walaupun IKAZHI adalah perkumpulan biasa untuk keluarga sesama keturunan kakek buyut, namun akan berdampak banyak pada muslimin dan bangsa Indonesia, karena banyak Ulama dan tokoh masyarakat yang tergabung didalamnya.
IKAZHI bergharap dengan keakraban mereka sebagai saudara sesama keturunan Azmatkhan, agar ikatan batin diantara mereka menjadi semakin kuat, sehingga apabila hal itu tercapai maka sudah pasti akan lebih mudah untuk meminimalisir perpecahan, perseteruan dan rasa "gondok" ketika berbeda pendapat. Tidak bisa dipungkiri bahwa tiga penyakit itulah yang sering mempersulit tercapainya penyatuan visi dan misi pokok dakwah.
Maka dari itu, IKAZI merangkul semua keturunan Azmatkhan, baik yang bergaris laki-laki maupun bergaris perempuan, berbeda dengan ikatan keluarga keturunan Arab pada umumnya yang hanya merangkul garis laki-laki, karena tujuan IKAZHI adalah silaturrahim keluarga dan mempersiapkan kelurga untuk mengisi barisan dakwah.
Makanya dalam sambutan pertemuan kemarin, KHM. Hasan Mutawakkil Alallah berkata: "Kalau keturunan Abdul Malik Azmatkhan di seluruh Indonesia bersatu dan terkoordinasi dengan baik, maka seandainya di negeri ini ada perang (karena diserang musuh), IKAZHI cukup tiup peluit priiit dan pasukan besar siap membela tanah air."
Ucapan KHM. Hasan Mutawakkil Alallah itu tidak muluk-muluk, menurut hasil penelitian yang kami lakukan selama lima tahun ini, hampir semua Kiai dan pengasuh Pesantren salaf Indonesa memiliki silsilah nasab pada Azmatkhan, baik dengan garis laki-laki maupun garis perempuan. Sementara satu pesantren ada yang memiliki santri diatas 10 ribu, seperti Pesantren Zainul Hasan asuhan KHM.
Hasan Mutawakkil Alallah, belum lagi ditambah dengan alumni yang jumlahnya jauh lebih banyak. Sedangkan santri pesantren salaf, mereka sudah terdidik patuh kepada guru melebihi kepatuhan terhadap komandan yang diajarkan oleh sekolah militer. Maka tidak muluk-muluk kalau KHM. Hasan Mutawakkil Alallah berkata "cukup tiup peluit priiit dan pasukan besar siap membela tanah air."
Mengenai memasukkan garis perempuan dalam keanggotaan IKAZHI mendapat teguran dari sebagian persatuan marga Arab keturunan, khususnya bangsa "Syarif", mereka menghawatiran terjadinya kerancuan berkenaan dengan adanya perbedaan hukum tertentu antara keturunan garis laki-laki dan garis perempuan, misalnya dalam bab waris dan wakaf ahlulbayt.
Maka perlu diketahui bahwa kerancuan itu sudah kami antisipasi, yaitu dengan mendata rapi semua anggota yang terdaftar, kami memisahkan antara garis laki-laki dan garis perempuan dengan sebuah kode pada kartu anggota, berupa tulisan "Kh." Di belakang "Azmatkhan" bagi garis perempuan yang mau menggunakan nama belakang "Azmatkhan". "Kh." Adalah singkatan dari "Khu'ulah" yang berarti garis perempuan.
Di tambah lagi dengan perincian silsilah di bagian belakang kartu, sehingga sangat mudah dikenal apakah anggota pemilik kartu itu keturunan Azmatkhan garis laki-laki atau perempuan.
Di sela-sela acara pertemuan kemarin, wartawan SURYA mewancari KH. Ali Badri Azmatkhan dan menanyakan apakah IKAZHI akan mengeluarkan sikap atas masalah-masalah yang bikin keruh suasana negeri ini. Kiai Ali menjawab bahwa IKAZHI hanyalah sebuah ikatan keluarga, bukan organisasi Islam atau organisasi kemasyarakatan.
Tapi mengingat anggota IKAZHI banyak dari kalangan Ulama, maka tentu saja suatu saat mereka akan berkumpul sebagai Ulama untuk membicarakan masalah ummat. Dan kalau memang mereka mau membicarakan hal itu maka nanti saja, karena sekarang ini pertemuan khusus untuk membentuk kepengurusan.
Mungkin pikiran si wartawan memang sedang tenggelam dengan suasana politik, kemudian dalam pemberitaan SURYA 29/10/2007 ia menyitir ucapan Kiai Ali, "Itu nanti saja, .." sebagai jawaban beliau dari pertanyaan "apakah IKAZHI juga mau ikut ambil bagian dalam kancah politk", seolah-olah beliau melihat kemungkinan keterlibatan IKAZHI dalam kancah politik di kemudian hari.
Sekali lagi, IKAZI hanya perkumpulan keluarga sesama kakek buyut, bukan organisai kemasyarakatan, jadi sangat jauh dari arah politik.
Adapun yang dimaksud dengan pembentukan pengurus IKAZHI adalah mengangkat pengurus rumpun keluarga, karena keturunan Azmatkhan sudah menyebar dan memiliki rumpun sendiri-sendiri, misalnya rumpun Bani Zaman yang merupakan keluarga KHM. Hasan Genggong. Pengurus itu kami sebut "Naqib" dan bertanggung jawab untuk mendata serta mengkoodinasi semua keturunan rumpun yang diamanatkan kepanya.
Dalam pertemuan itu kami telah menetapkan pengurus resmi, karena sebelum pertemuan di Genggong ini kami hanya memiliki pengurus darurat untuk menunggu terkumpulnya banyak perwakilan rumpun. Dari itu ketika beberapa wartawan menanyakan posisi KH. Ali Badri Azmatkhan di IKAZHI maka beliau memperkenalkan diri sebagai Wakil Ketua. Dan posisi itu berubah setelah rapat pleno, karena majlis menetapkan beliau sebagai Sekjen.
Kami memohon maaf kepada keluarga-keluarga Azmatkhan yang tidak sempat kami undang, baik karena terbatasnya waktu maupun karena kurangnya maklumat tentang keberadaan mereka. Dari itu, bagi yang mengetahui atau memegang silsilah dari leluhur sebagai keturunan Azmatkhan, kami harap agar menginformasikan atau mendaftarkan diri kepada kami.
Dirilis oleh:
KM. Mais bin Hasan Azmatkhan,
Pengasuh Pesantren Bendakereb Cirebon,
Wasekjen Robithoh Azmatkhan dan Wakil Ketua Fos-Kawal Cirebon
Mudzakarah Trah Darah Pati Unus ing Sabrang Lor [Mijil ing Japara,1480-Syahid ing Selangor Malaysia,1521], Trah Darah Panembahan Wongsopati ing Klero [Sedha ing Klero,1680], Trah Brayat Ageng Kyai Karto Dreyan ing Kentheng [Sedha ing Kentheng,1943] dumugi Trah Kanjeng Raden Tumenggung Hasan Midaryo ing Kalasan [Mijil ing Prambanan,1921-Sedha ing Kalasan,30 Maret 2004]
Jujur, Jajar lan Jejer Manembah Gusti Ilahi
Duk Djaman Semono, Kandjeng Edjang Boeyoet Ing Klero nate paring wewarah,".. Djoedjoer Lahir Bathin Berboedi Bowo Leksono Adedhasar Loehoering Agomo, Djedjer Welas Asih Sasamoning Titah Adedhasar Jiwo Kaoetaman Lan Roso Kamanoengsan, Lan Djadjar Manoenggal Wajibing Patrap Bebrayan Agoeng Adedhasar Endahing Tepo Salira Manembah Ngarsaning Goesti Allah Ingkang Moho Toenggal, Ngrenggo Tjiptaning Koesoema Djati Rila Adedharma Mrih Loehoering Bongso, Agomo, Boedoyo, Lan Sasamining Titahing Gesang Ing Ngalam Donya, Ikoe Lakoening Moekmin Sadjati.." [Wewaler KRT. Hasan Midaryo,1999]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل
BalasHapusKAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل